Menjadi
seorang mahasiswa merupakan sebuah impian bagi sebagian besar siswa yang
belajar di sekolah menengah atas dan sederajat. Kita sebagai orang yang telah
Allah karuniakan kesempatan untuk dapat kuliah di perguruan tinggi hendaklah
kita selalu bersyukur atas kenikmatan kesempatan ini. Menjadi seorang mahasiswa
di perguruan tinggi bukanlah karena kecerdasan kita, karena banyak orang-orang
yang lebih cerdas dari kita tidak diberikan kesempatan oleh Allah untuk dapat
kuliah, serta kita dapat kuliah bukanlah karena harta kekayaan kita, karena
banyak orang-orang yang memiliki kekayaan yang lebih banyak dari kita yang
Allah tidak takdirkan dapat kuliah, tetapi benar-benar ini adalah karunia dan
amahan dari Allah yang harus kita
syukuri dan jalani dengan sebaik mungkin.
Banyak orang yang
berfikir bahwa kuliah merupakan gerbang kesuksesan bagi masa depan, khususnya
dalam masalah mencari pekerjaan dan rizki, banyak umat muslim yang tidak
menyadari bahwa tujuan yang seharusnya dari kuliah adalah untuk ibadah kepada
Allah dan menjadi salah satu jalan untuk menuntut ilmu pengetahuan, sebagai
kewajiban bagi setiap muslim seperti yang dikatakan oleh Rasulullah dalam
sebuah hadis :
Menuntut ilmu wajib
atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah)
(HR Ibnu Majjah)
Bahaya yang sangat besar baga setiap orang dalam mencari
ilmu adalah masalah niat. Ketika mencari ilmu hanya berniat untuk kepentingan
dunia dan nafsu semata, seperti ingin di puji, ingin mendapatkan gelar tinggi,
ingin dianggap pintar atau bahkan ingin dianggap soleh dihadapan manusia. maka
hal ini akan mengundang azab yang berat dari Allah seperti yang dijelaskan
dalam hadis :
Dari
Abdullah bin Umar, Rasul saw bersabda : “Barangsiapa menuntut ilmu
dengan berniat bukan karena Allah, maka hendaklah ia menyediakan tempatnya di
dalam neraka”
dengan berniat bukan karena Allah, maka hendaklah ia menyediakan tempatnya di
dalam neraka”
(HR
Tirmidzi)
Dalam hadis diatas jelas terlihat ancaman bagi orang yang
berniat menuntut ilmu bukan karena mencari keridhoan Allah. Padahal jika kita
benar-benar mencari keridhoan Allah maka pasti Allah akan menolong kita. Selama
ini saja ketika kita ngaco, ketika kita ingkar kepada Allah, Allah yang maha
pengasih senantiasa menolong kita, memberi rizki kita, serta mencukupi segala
kebutuhan kita, apalagi kalau kita benar-benar mencari ridhonya pasti Allah
yang maha adil akan membukakan jalan pertolongan yang lebar bagi kita.
Harapan-harapan duniawi seperti mendapatkan gelar,
menjadi orang kaya dan lain sebagainya dalam menuntut ilmu jangan sampai jadi
tujuan utama kita. Harapan mencari ridho Allah lah yang seharusnya menjadi
tujuan utama kita, orang yang menjadikan setiap kegiatannya untuk mencari ridho
Allah, pasti akan memaksimalkan ikhtiarnya. Ketika kuliah diniatkan karena
mengharapkan ridho Allah, maka akan maksimal dalam menuntut ilmu dan
belajarnya, karena sadar betul bahwa kuliah ini adalah amanah dari Allah yang
akan ada pertanggung jawabannya di sisi Allah hakim yang maha adil. Dan ketika
ikhtiar telah maksimal maka hasil-hasil duniawi pun akan mengikuti dengan
sendirinya disertai dengan barokah dari Allah yang maha pengasih. Rasulullah
berkada dalam hadis :
“Tuntutlah ilmu,sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada
Allah Azza wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya
adalah sodaqoh. Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya dalam
kedudukan terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi
ahlinya di dunia dan di akhirat.”
(HR. Ar-Rabii’)
Allah memuliakan orang tidak
dengan gelar tetapi dengan ilmu itu sendiri. Tidak masalah dengan gelar,
namun apabila kita
belajar bertahun-tahun hanya untuk gelar sangat disayangkan. Harusnya dengan belajar itu
semakin mendekatkan kita dengan Allah, memberi manfaat kepada sebanyak-banyak manusia. Banyak gelar kalau tidak manfaat, apalagi menjadi koruptur buat apa?
Bukan masalahnya ada tidak ada gelar. Tapi jangan menjadi gelar sebagai tujuan.
Lalu bagaimana sebelum wisuda meninggal.
Menuntut ilmu bukan masalah
jumlah gelar hebatnya, tapi bagaimana bias membersihkan hati, memperbaiki akhlak dan semakin dekat kepada Allah. Bukan untuk bergaya, atau dipamerkan, melainkan ilmu itu untuk menjadi ahli
takwa, yang bisa
mengangkat derajatnya.
Kalau banyak ilmu tetapi akhlaknya tidak berubah seperti seperti keledai yang banyak membawa buku, tapi tetap bodoh karena
dia tidak memahami manfaat buku.
Dengan
meluruskan kembali niat kuliah sebagai ibadah kepada Allah maka insyaallah yang
akan didapat bukan hanya dimudahkan urusan duniawi semata, tetapi juga akan
semakin mendekatkan diri kepada Allah dan menjadi jalan untuk mendapatkan
ridho-Nya. Karena urusan rizki bukan lah urusan manusia, kuliah dan tidak
kuliah tidaklah menentukan rizki seseorang tetapi hakikat dari rizki seseorang
adalah urusan Allah yang maha kaya. Kalaulah kuliah menentukan kemudahan dalam
mencari pekerjaan atau mendapatkan rizki, maka setiap sarjana akan memiliki
pekerjaan dan penghasilan yang lebih besar dari orang yang tidak kuliah, tetapi
kenyataannya Allah yang maha adil-lah pengatur rizki seluruh makhluk-Nya, tidak
sedikit sarjana yang belum memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap dan tidak
sedikit pula orang yang tidak kuliah memiliki penghasilan yang lebih besar dari
seorang sarjana.
Allah
melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya
dan Dia (pula) yang menyempitkan baginya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu
(TQS
Al-Ankabut : 62)
Wallahu’alam bish shawab