Admin akan menyempurnakan dan memindahkan artikel pada blog ini secara bertahap ke :
2.1 Dielektrik
Dielektrik adalah suatu bahan yang
memiliki daya hantar arus yang sangat kecil atau bahkan hampir tidak ada. Bahan
dielektrik dapat berwujud padat, cair dan gas.Tidak seperti konduktor, pada
bahan dielektrik tidak terdapat elektron-elektron konduksi yang bebas bergerak
di seluruh bahan oleh pengaruh medan listrik. Medan listrik tidak akan
menghasilkan pergerakan muatan dalam bahan dielektrik. Sifat inilah yang
menyebabkan bahan dielektrik itu merupakan isolator yang baik. Dalam bahan
dielektrik, semua elektron-elektron terikat dengan kuat pada intinya sehingga
terbentuk suatu struktur regangan (lattices) benda padat, atau dalam hal cairan
atau gas, bagian-bagian positif dan negatifnya terikat bersama-sama sehingga
tiap aliran massa tidak merupakan perpindahan dari muatan. Karena itu, jika
suatu dielektrik diberi muatan listrik, muatan ini akan tinggal terlokalisir di
daerah di mana muatan tadi ditempatkan. [1] Dielektrik merupakan suatu isolator. Isolator merupakan suatu bahan
yang sulit menghantarkan arus listrik. Dilektrik tidak memiliki pembawa muatan
bebas, namun dielektrik
memiliki inti yang positif dan elektron yang bermuatan
negatif. Karena
muatan-muatannya telah berpasang-pasangan maka sulit bagi bahan dielektrik
untuk berinteraksi atau bertumbukan dengan muatan-muatan lain diluar
dielektrik. [2]
2.2 Polarisasi
Bahan
dielektrik bukan penghantar listrik. Tetapi karena tidak inert terhadap medan
listrik. Elektron dan proton akan bergeser tempat akibat medan listrik
tersebut. Sebagai contoh, tempat kedudukan (rata-rata) dari elektron akan bergeser mendekati
elektroda positif, sedang inti atom sendiri, yang mengandung proton, akan
bergeser mendekati elektroda negatif. Peristiwa ini disebut sebagai polarisasi.
Bila ada medan arus bolak balik, muatan tadi akan bergeser bolak balik
mengikuti frekuensi medan listrik. [3] Polarisasi dapat digolongkan kedalam :
2.2.1
Polarisasi
elektronik
Polarisasi Elektronik. Polarisasi elektronik terjadi pada semua jenis dielektrik. Polarisasi ini terjadi karena pergeserana elektron pada atom
atau molekul karena adanya medan listrik, pusat muatan listrik positif dan negatif yang semula berimpit menjadi terpisah sehingga terbentuk dipole. Pemisahan titik pusat muatan ini berlangsung sampai terjadi keseimbangan dengan medan listrik yang menyebabkannya. Dipole yang terbentuk merupakan dipole tidak permanen; artinya dipole terbentuk selama ada pengaruh medan listrik saja. Jika medan listrik hilang maka titik-titik pusat muatan kembali berimpit lagi.
Apabila medan yang diberikan adalh medan searah, dipole terbentuk hampir seketika dengan hadirnya medan listrik. Oleh karena itu polarisasi elektronik bisa terjadi pada medan listrik bolak balik berfrekuensi tinggi. [2]
Polarisasi elektronik. [3]
2.2.2 Polarisasi Ionik.
Polarisasi jenis ini hanya teramati pada material dengan ikatan ion. Polarisasi terjadi karena pergeseran ion-ion yang berlawanan tanda karena pengaruh medan listrik. Gambar dibawah menggambarkan peristiwa ini.
Sebagaimana halnya dengan polarisasi elektronik,
dipole yang terbentuk dalam polarisasi ionik juga merupakan dipole tidak permanen. Namun polarisasi ionik terjadi lebih lambat dari polarisasi elektronik. Apabila di berikan medan searah, diperlukan waktu lebih lama untuk mencapai keadaan seimbang, demikian pula jika medan dihilangkan posisi ion akan kembali pada posisi semula dalam waktu lebih lama dari polarisasi elektronik. [2]
Polarisasi ionik merupakan
pergeseran ion negatif dan positif ke elektroda positif dan negatif. Sama
dengan polarisasi elektronik, polarisasi ionik ditimbulkan oleh medan listrik
luar. [3]
Karena ion
lebih berat jika dibandingkan dengan elektron, ion tak mungkin berpolarisasi
dengan cepat. Polimerisasi ion terbatas hingga frekuensi maksimum sebesar 1013
Hz. Ini berada dibawah frekuensi sinar biasa. Oleh karena itu, berkas sinar
tidak mungkin menghasilkan polarisasi ionik dan hanya akan menghasilkan
polarisasi elektronik. [3]
2.2.3 PolarisasiMuatanRuang.
Polarisasi ini terjadi karena pemisahan muatan-muatan ruang, yang
merupakan muatan-muatan bebas dalam ruang dielektrik. Dengan proses ini terjadi pengumpulan muatan sejenis di dua sisi dielektrik.
Polarisasi ini berlangsung lebih lambat lagi dan pada waktu medan listrik dihilangkan muatan ruang dapat menempati posisi yang baru,
tidak seluruhnya kembali pada posisi awal. [2] Muatan
ruangan atau polarisasi antar permukaan terjadi bila ada penghantaran muatan
lokal dalam dielektrik. Sebagai contoh Al2O3, bahan bukan penghantar,
mengandung partikel aluminium yang sangat kecil, elektron konduksi dapat
bergeser kearah elektroda positif dalam medan bolak-balik. Akan tetapi, mereka
tetap terikat didalam partikel metal. Contoh ini hanya untuk penjelasan belaka,
dan jarang dijumpai dalam barang rekayasa.[3]
2.2.4 Polarisasi Orientasi.
Polarisasi ini terjadi pada material yang memiliki molekul asimetris
yang membentuk momen dipole permanen.
Dipole-dipole permanen ini akan cenderung mengarahkan diri sejajar dengan medan listrik, namun tidak semua dipole akan sejajar dengan arah medan. Kebanyakan dipole permanen ini membentuk sudut dengan arah medan. Lihat Gb.10.5. Waktu
yang diperlukan untuk mencapai keseimbangan juga cukup lama. [2]
Penerapan
bahan dielektrik ini berdasarkan hukum Gauss. Di mana Gauss menyatakan bahwa
jumlah garis gaya atau fluks listrik yang keluar dari suatu permukaan tertutup
sebanding dengan jumlah muatan listrik yang dilingkupi oleh permukaan tertutup
itu. Secara matematis, pernyataan tersebut dituliskan sebagai :
dengan S adalah suatu permukaan tertutup
dan
adalah jumlah muatan yang ada di dalam atau dilingkupi
oleh permukaan tertutup tersebut. Hukum Gauss terutama digunakan untuk
menghitung medan listrik oleh benda bermuatan yang berbentuk khusus, misalnya
berbentuk pelat. [3]
2.3 Konduktansi
Apabila tegangan searah diberikan
pada plat-plat sebuah kapasitor komersil dengan isolasi seperti mika, porselin
atau kertas maka arus yang timbul tidak berhenti mengalir untuk waktu yang
singkat, tetapi turun perlahan-lahan. Hal itu disebabkan oleh ketiga komponen
arus yang terdapat di dalam dielektrik tersebut seperti diperlihatkan pada
gambar 2.4. di bawah ini. [1]
konduktansi (conductance) yaitu kebalikan dari tahanan. Harga konduktansi
ditentukan oleh banyaknya muatan yang dapat dihantarkan oleh suatu material. [4]
Arus pengisian (ip) terjadi selama
waktu t1. Arus pengisian disebabkan oleh molekul-molekul yang bergerak cepat
sehingga terpolarisasi dengan cepat pula. Kemudian arus berkurang
perlahan-lahan selama t2, arus ini disebut arus absorpsi (ia). Arus absorpsi terjadi
karena adanya gerakan-gerakan lambat (viscous) dari molekul-molekul dielektrik.
Akhirnya arus mencapai nilai tertentu (ik), arus ini disebut arus konduksi.
Arus ini tetap mengalir dengan konstan karena tahanan dielektirk tidak mencapai
nilai tak hingga. [1]
2.4 Kapasitor
Kapasitor atau kondensator adalah alat (komponen) yang dibuat sedemikian rupa
sehingga mampu menyimpan muatan listrik yang besar untuk sementara waktu [5] Suatu kapasitor keping sejajar terdiri
dari dua keeping logam yang terpasang sejajar pada jarak pisah d meter yang
jauh lebih kecil dari luas keeping A m2. Jika dua keeping sejajar
berturut-turut diberi muatan +q dan –q, maka beda potensial antara kedua
keeping tersebut adalah : [2]
Dengan demikian, kapasitas listrik dari kapasitor
keping tersebut adalah :
Kapasitor dengan dielektrik
Agar kapasitansi
mempunyai harga besar, sedang ukuran kapasitor cukup kecil dilakukan penyisipan
dilektrik. Jika medan listrik awal antara keping-keping tanpa dilektrik E0,
medan listrikdengan adanya dielekektrik
Tampak dengan
adanya dielektrik rasio
bertambah, karena dikalikan dengan
.
ini yang dimakan dengan konstanta dilektrik
suatu bahan. [2]
DAFTAR PUSTAKA
[1] R Kacaribu, 2011, Dielektrik, repository.usu.ac.id/bitstream/123456789 /23931/3/Chapter%20II.pdf, diakses pada 8 maret 2014 jan 7 :55.
[2] Rudi
Setiabudi, 2007, Material Teknik Listrik, Depok : UI Pustaka.
[3] Mustari Lama, Bahan Magnet Dielektrik dan Optik, Jakarta : PPBA-UMB
[4] Alam Azhar,
2011, Conductivity, instrumentcontrolling.blogspot.com/2011/07/konductivity.html, diakses pada 8
maret 2014 jan 8 :29.
0 comments:
Post a Comment